Rabu, 17 Agustus 2016

PALEMBANG kota kelahiranku

PALEMBANG, SUMSEL

   MAKANAN KHAS :         Pempek. Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama kuliner ini? Ya, pasti yang pertama sekali terlintas di benak kita adalah kota asal kuliner yang memiliki ciri khas makanan berkuah ini, yaitu Kota Palembang. Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Kota Medan.



Seni Budaya

Sejarah Palembang berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan seperti prasasti Sriwijaya dikenal dengan “Prasasti Kedudukan Bukit” yang tercatat 16 Juni 682, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Palembang pada masa kejayaan Sriwijaya sampai sekarang mengalami akulturasi budaya, ini dilihat dari beberapa bukti yang nyata, yaitu penamaan gelar kebangsawanan, corak dan makam-makam peninggalan masa Islam yang merujuk pada budaya Jawa.

Cerita sejarah Kota Palembang dan kejayaan hingga runtuhnya Kerajaan Sriwijaya sampai pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri menurut tulisan Tomec Pires menjadikan sebuah akulturasi budaya yang ada di Kota Palembang sampai sekarang ini.

Beberapa kesenian yang terdapat di Kota Palembang yaitu:

    Kesenian Dul Muluk adalah sebuah teater asli Sumatera Selatan yang muncul di Palembang. Kata Dul Muluk sendiri berasal dari nama tokoh utamanya bernama Raja Abdulmuluk Jauhari. Pertama kali Dul Muluk dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Wan Bakar seorang keturunan Arab. Selama berdagang, dia juga membawa dan membacakan kitab bacaan yang berisi hikayat baik dalam bentuk syair, salah satunya kitab syair Abdul Muluk. Ternyata kisah Raja Abdul Muluk ini tersebar ke seluruh Kota Palembang dan sangat disukai oleh masyarakat kota palembang sampai sekarang ini.
    Gending Sriwijaya adalah tarian dan lagu tradisional Kota Palembang. Biasanya dipentaskan untuk penyambutan tamu-tamu dalam resepsi pernikahan. Gending Sriwijaya sendiri menggambarkan kejayaan, keagungan dan keluhuran budaya kemaharajaan Sriwijaya.
    Kesenian Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang bernuansa Islami yang biasa dipentaskan dalam resepsi pernikahan.
    Lagu daerah misalnya Melati Karangan, Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Ribang Kemambang dan Dirut.
    Rumah Limas dan Rumah Rakit adalah rumah adat khas Palembang.Selain tersebut di atas, kain songket khas Palembang adalah salah satu jenis tekstil terbaik yang ada di dunia, yand diukur dari segi kualitasnya. Awal mula kain songket berasal dari perdagangan antara India dan Tiongkok. Orang Cina membawa benang sutera dan orang India membawa benag emas dan perak. Kemudian kain songket ditenun pada sebuah alat tenun bingkai Melayu.    

  • Namun menurut penenun dari Trengganu, orang-orang India lah yang memperkenalkan teknik menenun pertama kalinya di Palembang. Namun ada cerita lain yang menyebutkan, bahwa kain songket merupakan bukti lain peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya. Hingga saat ini, kain songket masih dibuat menggunakan tenun secara manual. Warna yang sering digunakan untuk kain songket yaitu, warna merah dan emas. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Sriwijaya dan pengaruh Cina pada zaman dulu.
          Selain kain songket, Palembang juga mengembangkan jenis tekstil baru yaitu batik Palembang. Berbeda dengan batik-batik yang ada di Indonesia, batik Palembang memiliki warna terang dan menggunakan motif tradisional setempat.
          Tiap tahun, Kota Palembang juga menyelenggarakan berbagai festival seperti Festival Sriwijaya yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Palembang pada bulan Juni, Festival Bidar dan Perahu hias yang digelar dalam rangka Hari Kemerdekaan RI dan festival-festival lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar